Helmi Yahya Guncang IAIQI Indralaya: Gen Z Harus Jadi Pemain, Bukan Penonton di Era Digital

Indralaya, 5 Oktober 2025 — Suasana Auditorium Institut Agama Islam Al-Qur’an Al-Ittifaqiah (IAIQI) Indralaya pada Ahad siang tampak berbeda dari biasanya. Sorak semangat, tawa, dan tepuk tangan silih berganti memenuhi ruangan. Di panggung utama berdiri sosok yang dikenal luas sebagai motivator internasional dan maestro komunikasi, Helmi Yahya, berbagi inspirasi dalam Seminar Internasional Gen Z bertajuk “Sukses Berbisnis di Era Digital”.

Acara prestisius ini dihadiri langsung oleh Pembina Yayasan Islam Al-Ittifaqiah Indralaya, Drs. K.H. Mudrik Qorie, M.A., serta Ketua Yayasan, K.H. Joni Rusli, S.Pd.I. Turut hadir pula Rektor IAIQI, Dr. Hj. Muyassaroh, M.Pd.I., yang membuka acara dengan sambutan penuh optimisme, didampingi para wakil rektor I, II, III dan Kabiro. Ratusan mahasiswa dari IAIQI Indralaya dan Universitas Sriwijaya (UNSRI) memadati ruangan, menandakan antusiasme tinggi terhadap kegiatan yang menggabungkan semangat kewirausahaan dan nilai-nilai islami.

Dalam paparannya, Helmi Yahya menekankan bahwa Generasi Z harus berani menjadi pemain, bukan sekadar penonton dalam ekonomi digital. Ia membagikan strategi praktis membangun personal branding, mengelola aset, serta beradaptasi dengan perubahan teknologi yang cepat.
“Di era digital, bukan yang paling kuat yang bertahan, tapi yang paling cepat belajar,” ujarnya disambut tepuk tangan meriah.

Suasana semakin interaktif ketika sesi tanya jawab dibuka. Dua mahasiswa IAIQI mengajukan pertanyaan seputar tantangan membangun bisnis di tengah persaingan global. Momen menarik terjadi ketika Muhammad Halim Munandar, M.Pd., salah satu SDM IAIQI, mengajukan pertanyaan dalam bahasa Inggris:
“In his book Rich Dad and Poor Dad, Robert Kiyosaki explains about the asset and liability… how do you think Gen Z should manage their financial mindset in this context?”


Pertanyaan itu langsung disambut dengan apresiasi dari Helmi Yahya, yang memuji keberanian dan kemampuan komunikasi internasional civitas akademika IAIQI.

Acara yang berlangsung lebih dari dua jam ini bukan sekadar seminar, tetapi ruang inspirasi lintas generasi. Dari panggung itu, semangat baru terpancar: bahwa mahasiswa pesantren dan kampus Islam tak hanya siap bersaing dalam dakwah dan pendidikan, tapi juga dalam ekonomi digital global.

“Jangan takut bermimpi besar,” tutup Helmi Yahya dengan senyum khasnya. “Gen Z harus jadi the next creator, bukan the next complainer.”

Dari Indralaya, semangat perubahan itu kini mengalir—menggabungkan iman, ilmu, dan inovasi menuju masa depan yang membara.

Jangan lupa di share ke sosial media :

Scroll to Top