Tampaknya iklim di Indonesia saat ini cukup memberikan soft terapi pada program studi tour dan rihlah ilmiah pengurus Organisasi Santri Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah Indralaya (OSPI) dan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa STITQI telah dilepas oleh Mudir kemarin pagi (9/1).
Mulai dari angin kencang di Selat Sunda (9/1) yang mengakibatkan gelombang tinggi dan memaksa kapal penyemberangan sedikit terlambat dari jadwalnya. Setelah di pelabuhan Merak, salah satu bus mengalami kerusakan mesin, sekarang (10/1) rombongan dihadapkan oleh musibah banjir di tol Merak tepatnya di km. 47 Balaraja-Cikupa yang menurut informasinya ketinggian air mencapai hampir 2 meter sedangkan ribuan mobil terjebak membentuk barisan sejauh 40 km.
Kemacetan ini sudah berlangsung sejak semalam karena ada banjir di Balaraja dan Cikupa. Saya perkirakan jam 8 malam nanti kita baru bisa lepas dari macet ini, itupun kalau kita memiliki keberuntungan, tutur Anton salah satu sopir Epa Starbus.
Mabsud, S.Pd.I selaku kepala madrasah ibtidaiyah yang juga ikut dalam rombongan memberikan apresiasi kepada peserta karena walaupun banyak sekali rintang dan aral namun tetap semangat. Tujuan kita saat ini adalah Cirebon, tp kalau seperti ini sulit memprediksi dan menjaga ketepatan jadwal kegiatan yang jauh-jauh hari sudah kami susun, tutupnya.
