Stitqi.ac.id, Indralaya (09/04), 14 mahasiswa STITQI dari program studi PAI dan PIAUD mengikuti sidang skripsi atau munaqosyah. “Tolong diulang lagi, ya. Suaranya tidak jelas karena sinyal tidak lancar.” Begitulah ucapan Suib Rizal, M.Pd. saat menguji seorang peserta munaqosyah via daring.
Pemandangan serupa terjadi juga pada beberapa penguji yang lain, seperti Dr. Muyasaroh M.Pd.I. dan Ani Nafisah, M.Pd.I. Terlihat di STITQI semua penguji menghadap ke monitor komputer yang sedang berjalan menggunakan aplikasi zoom.
Tidak hanya di STITQI, 2 penguji yang lain berada di rumahnya masing-masng di Palembang. Mereka itu adalah Dr. Paizaludin dan Dolla Sobari, M.Ag.
Dalam model munaqosyah via daring ini, pemilihan penggunaan layanan daring menjadi sangat penting. Hal ini terkait dengan kekuatan sinyal. Pengaruhnya sangat besar dan menentukan kualitas gambar dan suara yang muncul. Pada saat yang sama tentu saja kualitas perangkat keras berupa smart phone yang reliabel untuk koneksi daring juga sangat berpengaruh.
Ini memang pengalaman pertama sivitas akademik STITQI. Besar kemungkinan bila wabag covid19 belum juga berakhir maka semua kegiatan akademis di STITQI tetap akan berlangsung via daring.
Sebagaimana dimaklumi, untuk mengantisipasi dan berpartisipasi dalam memutus penyebaran wabah tersebut, ketua STITQI telah mengeluarkan surat edaran. Isinya berkaitan dengan peniadaan tatap muka secara fisik dalam semua aktivitas. Semuanya berganti via daring sebagaimana termaktub dalam surat edaran nomor 866/STITQI/A.05/03/2020 tentang pencegahan corona virus disease (covid-19) di lingkungan STIT Al-Qur’an Al-Ittifaqiah Indralaya Ogan Ilir.
Untuk peserta yang sudah lulus munaqosyah, sampai saat ini telah berjumlah 82 orang. Akan tetapi untuk prosesi wisudanya kemungkinan diundur pada akhir semester genap tahun akademik 2019-2020 atau pertengahan semester ganjil tahun akademik 2020-2021. Semuanya bergantung pada ketetapan Sang Maha tentang akhir dari covid-19.
