Perbankan Syari’ah Sangat Berpengaruh Bagi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Stitqi.ac.id (21/01), Indralaya – “Sistem ekonomi syari’ah adalah sistem ekonomi yang terbukti paling mampu bertahan menghadapi krisis dibanding sistem ekonomi lainnya.” Stetmen itu dinyatakan oleh Komisaris Independen Bank Syari’ah Indonesia Drg. Muhammad Arief Rosyid Hasan, M.KM. dalam Seminar Nasional Perbankan Syari’ah di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Qur’an Al-Ittifaqiah (STITQI) Indralaya.
Acara yang berlangsung di aula STITQI ini mengambil tema Pengaruh Perbangkan Syari’ah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Kegiatan ini dipandu oleh Dr. H. Fahmi Umar yang juga menjabat sebagai Ketua Progaram Studi Perbankan Syari’ah STITQI.
Dalam uraiannya dia juga menjelaskan bahwa teknologi perbankan syari’ah harus didorong untuk berkontribusi maksimal bagi kemaslahatan masyarakat agar bisa sejahtera bersama. Mereka pada akhirnya bisa sukses dunia dan akhirat. “Kami akan mendorong kemaslahatan yang berpusat pada kehidupan manusia, maka di situ awal kehadiran gagasan Bank 5.0,” jelasnya.
Menurutnya jika bank 1.0 menjadikan kantor sebagai pusat pelayanan nasabah, Bank 2.0 memberikan pelayanan perbankan di luar kantor seperti ATM, Bank 3.0 ditandai kehadiran smartphone yang memungkinkan pelayanan melalui perangkat ini, dan Bank 4.0 ditandai penggunaan kecerdasan buatan (AI). Adapun bank 5.0 tidak saja berperan bagi sisi finansial seseorang tapi juga menopang dunia spiritual dan sosial sebagai manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Hal ini sesuai dengan tren perkembangan dunia filantropi Indonesia, di mana milenial sangat terlibat aktif dalam aksi-aksi sosial tersebut.“Sebagai contoh, di Bank Syariah Mandiri yang selama pandemi Covid-19, telah membantu ratusan rumah sakit dengan APD, masker, hand sanitizer, dan disinfektan. Selain itu, pengumpulan dana zakat, infaq, dan wakaf yang mencapai 76,6 milyar dengan 78.312 orang dan 2.710 lembaga penerima manfaat. Dampak sangat besar inilah yang tentu saja menjadi pembeda utama kelahiran Bank Syariah Indonesia sebagai Bank 5.0,” jelasnya.
Terkait pengaruh perbankan syari’ah bagi ekonomi Indonesia dia menyatakan sangat signifikan. Sebagai subsistem dari sistem ekonomi Indonesia, sistem ekonomi ini 70% sampai 80% ditopang oleh bank syari’ah.
Itu juga yang menjadi alasan utama untuk mengembangkan perbankan syari’ah di Indonesia yang saat ini baru menduduki peringkat ke-6 dalam level perbankan syari’ah secara global. Sebagai negara dengani populasi muslim terbesar di dunia maka sudah tidak ada lagi alasan bagi perbankan syari’ah Indonesia tidak mampu sampai ke peringkat 1 di level perbankan syari’ah global.