Jakarta: Asosiasi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (APTIKIS) mengadakan rembuk nasional PTKIS dan Rakernas ke-2 APTIKIS Indonesia Tahun 2024 di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Tanggal 16 – 18 Desember 2024
Rembuk dihadiri oleh seluruh PTKIS dari 15 Kopertais seluruh Indonesia. Jumlah PTKIS di Indonesia sampai saat ini sebanyak 864 PTKIS.
Kegiatan yang dihadiri langsung oleh Menteri Agama RI (Secara Daring) menjadi momentum penting bagi perkembangan PTKIS di Indonesia. Sejumlah narasumber dalam rembuk nasional ini juga hadir, di antaranya Dewan Pembina APTIKIS, Wakil ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Islam Asia, Prof. Dr. Sukree Langputeh, ph. D darai Thailand, Prof. Dr. Theb Raya, tentang Akreditasi Prodi PTKIS melalui “Lamgama” yg lbih mudah dan murah. Direktur Diktis yaitu Bapak Prof. Dr. Zainul Hamdi beliau berharap melalui kegiatan ini dapat menghasilkan rekomendasi untuk meningkatkan perkembangan PTKIS di Indonesia anatra lain, apa yang direkomendasikan olh Aptikis melalui Rembuk nas akan di respon, mendukung LAMGAMA, mensejahterakan Dosen, meningkatkan layanan PTKIS secara maksimal.
“Tujuan Rembuk Nasional PTKIS adalah untuk menjaring informasi terkait perkembangan dan permasalahan pada masing2 PTKIS dan kondisi PTKIS sekigus menemukan solusi dan usulan berupa menyusun rekomendasi yang akan disampaikan kepada DPR komisi 8, kemudian disampakan kpd menteri agama, maupun kementerian lain yg terkait dengan pendidikan tinggi.
Rekomendasi tsb digunakan untuk menjadi bahan masukan dalam merumuskan undang-undang terkait pendidikan tinggi”, ungkap Dr. Maslim Halimin Ketua APTIKIS Indonesia.
Berbagai issue strategis pembinaan dan pengembangan PTKIS akan dibahas dalam Rembuk Nasional ini, misalnya tentang kedudukan Kopertais yang diharapkan berubah menjadi Satker tersendiri sehingga tidak lagi berada dibawah UIN sebagai kordinator.
“Issue lain yang tak kalah hangat adalah Jatah/Kuota KIP Kuliah, Sertifikasi dosen Swasta di PTKIS dan kenaikan pangkat akademik dosen yang terkesan sangat sulit utk naik menjadi Lektor Kepala, apalagi utk meraih Guru Besar, Dan pembagian bantuan baik dana penelitian, maupun bantuan pembangunan dan sarpras akan ditingkatkan.
Rektor IAIQI Indralaya, Dr. Hj. Muyasaroh, M.Pd.I menyampaikan hal yang serupa yaitu sudah saatnya pemerintah mmperhatikan nasib Perguruan tinggi swasta kondisi sarpras, fasilitas Dosen, membatasi Perguruan Tinggi Negeri dalam penerimaan mhs baru yg cenderung berulang hingga 3-4 gelombang penerimaan, sehingga swasta hampir tidak kbagian jatah.
Dan juga Ketua LPM IAIQI Indralaya, Ani Nafisah, M.Pd.I yang ikut serta hadir di acara tersebut berujar bahwa dengan mengikuti kegiatan ini dapat memperluas dan memperkuat mitra kerjasama nasional dengan melaksanan MOU Pada beberapa PTKIS kopertais wilayah I sd XV dan kerjasama internasional melalui Asosiasi Perguruan Tinggi Islam Asia.
Acara yang berlangsung selama tiga hari ini menjadi wadah strategis bagi pemangku kepentingan PTKIS untuk menyuarakan aspirasi dan mencari solusi atas berbagai tantangan yang dihadapi.
Hasil dari rembuk nasional ini diharapkan dapat menjadi landasan kuat untuk mendorong kebijakan yang lebih adil dan mendukung perkembangan PTKIS di Indonesia.
Dari rembuk nasional IAIQI mndpatkan bbrp keuntungan: dapat mnjalin MoU dg Luar negeri PT Patani University di Thailan, serta MoU dg seluruh PTKIS yg hadir secara kolektif dan individu diantaranya Yogyajarta, Cilacap, Insip Pemalang Jawa Tengah Indramayu, Purwakarta, Riau.