Belajar Langsung dari Ulama Al-Azhar, Menyambung Rantai Keilmuan Tajwid dan Qira’at
Palembang, 11 Agustus 2025 — Di sebuah majelis ilmu yang khidmat, Wakil Rektor III Institut Agama Islam Al-Qur’an Al-Ittifaqiah (IAIQI) Indralaya, Dr. Zaimuddin, M.S.I., duduk sejajar dengan para penuntut ilmu lainnya. Bersama tiga mahasiswa pascasarjana — Usman Mala, Mustofa Kamal, Lc., dan Ahadan Ulya — ia mengikuti dauroh kitab bersanad Al-Burhan fi Tajwidil Qur’an, sebuah karya klasik yang menjadi rujukan penting dalam ilmu tajwid.
Dauroh ini menghadirkan narasumber istimewa: Syekh Fauzi Saed Mohammady Haikal, ulama Al-Azhar Mesir yang dikenal sebagai pakar ilmu tajwid dan qira’at. Keilmuannya diakui luas, dengan sanad keilmuan yang bersambung hingga para imam qira’at terdahulu.
Suasana majelis dipenuhi adab dan kekhusyukan. Peserta tak hanya mendengar penjelasan, tetapi juga menyimak pembacaan langsung dari kitab, memastikan setiap hukum bacaan Al-Qur’an tersampaikan dengan ketelitian yang menjadi ciri khas tradisi sanad.
“Belajar bersanad bukan sekadar memahami teori, tetapi menyambung mata rantai keilmuan yang dijaga sejak generasi sahabat hingga hari ini,” ujar Syekh Fauzi dalam pengantarnya.
Bagi IAIQI, keterlibatan dalam dauroh ini menjadi bagian dari komitmen menjaga kemurnian bacaan Al-Qur’an di tengah arus modernisasi pendidikan Islam. “Sanad adalah jaminan otentisitas. Kami ingin mahasiswa kami tidak hanya menguasai ilmu, tetapi juga memiliki hubungan spiritual dengan sumbernya,” ungkap Dr. Zaimuddin usai acara.
Dengan mengikuti dauroh ini, para peserta diharapkan bukan hanya membawa pulang ilmu, tetapi juga amanah untuk menyalurkannya — sebagaimana tradisi ulama, dari hati ke hati, dari lisan ke lisan.