Keluarga, Sekolah dan Akhlak

Oleh Silahudin, S.Pd.I*
Keluarga adalah tempat pendidikan yang pertama bagi anak, khususnya dalam upaya membentuk budi pekerti yang luhur. Oleh karena itu dalam keluarga mulai dari perasaan, perilaku dan pergaulan orang tua sangat berpengaruh terhadap jiwa anak. Itulah sebabnya orang tua tidak hanya sebagai pendidik saja, tetapi juga sebagai teladan bagi anak-anak dalam upaya membina ke arah mental yang sehat, khususnya mental keagamaan.
Oleh karena itu pendidikan Agama Islam harus memegang peranan utama dalam sistem kehidupan dalam keluarga. Sebab agama itu benar-benar mempengaruhi manusia dan memuaskan kecenderungan alaminya ke arah kebenaran dan wujud-wujud yang suci, maka tidak ada jalan bagi setiap manusia yang bercita-cita untuk dapat hidup bahagia selamanya, kecuali dengan memeluk keyakinan yang kuat dan taat beragama Islam. Inilah sebabnya, maka Allah SWT berfirman yang artinya “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. (QS. Thaha : 124)
Pembinaan kehidupan beragama bagi anak, sebenarnya adalah dalam rangka untuk mempersiapkan dirinya supaya dengan jalan mengamalkan ajaran-ajaran agama itu, ia akan dapat memperoleh kehidupan yang baik, lapang dan menyenangkan.
Tugas utama keluarga bagi pendidikan anak adalah sebagai peletak dasar pendidikan akhlak dan pandangan hidup beragama, sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga yang lain.
Alangkah banyaknya orang tua yang tidak mengerti akan tugasnya. Mereka menyangka bahwa apabila telah memberikan makan, pakaian, perawatan dan kesehatan yang cukup baik bagi anak telah selesai tugasnya. Padahal yang terpenting adalah kesadaran orang tua untuk memperhatikan anak dalam pembinaan akhlak yang dimulai dari keluarga. Namun sebagian orang tua melupakan kepentingan pembinaan budi pekerti dan sopan santun anak, bahkan mereka menganggap hal tersebut sebagai hal yang sepele yang dapat diabaikan begitu saja. Para orang tua yang malang itu tidak menyadari bahwa ia sebenarnya telah menjerumuskan anaknya sendiri ke jurang kedurhakaan. Sesungguhnya pembinaan budi pekerti adalah hak anak atas orang tuanya, seperti hak makan dan minum serta nafkah dari mereka.
Dengan demikian yang dibutuhkan anak adalah pembinaan akhlak. Dan untuk mewujudkannya tidaklah mudah, karena membutuhkan kerja serta kesabaran orang tua selaku pendidik. Dan arti sebuah pembinaan akhlak adalah usaha untuk menjadikan perangai dan sikap yang baik sebagai watak seseorang anak. Dalam kondisi masyarakat sekarang ini akhlak anak kurang mendapat perhatian dan pembinaan dari orang tua.
Seorang anak itu mempunyai “dwi potensi”, yaitu bisa menjadi baik dan menjadi buruk. Baik burukya anak itu sangat berkaitan erat dengan pembinaan dalam keluarga. Oleh karena itu orang tua wajib membimbing, membina dan mendidik anaknya berdasarkan petunjuk-petunjuk dari Allah dalam agamanya, agama Islam, agar anak-anaknya dapat berhubungan dan beribadah kepada Allah dengan baik dan benar. Oleh karena itu anak harus mendapat asuhan, bimbingan, dan pendidikan.
Keluarga, terutama orang tua atau ibu bapaknya, memiliki kedudukan yang istimewa di mata anak-anaknya. Karena orang tua mempunyai tanggung jawab yang besar untuk mempersiapkan dan mewujudkan kecerahan hidup masa depan anaknya, maka mereka dituntut berperan aktif dalam membina anak-anaknya dalam kehidupannya yang penuh dengan cobaan dan godaan.
Pembinaan keluarga terhadap akhlak berlanjut pada pendidikan di sekolah. Untuk sampai pada pembentukan akhlak yang sempurna, keluarga harus menunaikan kewajibannya. Pembinaan di sekolah tidak akan berhasil bila pembinaan akhlak dalam keluarga gagal. Hendaknya masyarakat ikut menjaga apa yang telah dibina di keluarga dan sekolah. Dalam hal ini dibutuhkan adanya kerja sama yang baik antara ketiga lingkungan pendidikan tersebut.
*Alumni STITQI 2013.

Jangan lupa di share ke sosial media :

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Informasi

Pimpinan

Rektor
Dr. Hj. Muyasaroh, M.Pd.I.
Wakil Rektor I
Dr. H. Bakhrum, M.Ed.
Wakil Rektor II
M. Ali Sodikin, M.Pd.
Wakil Rektor III
Dr. Zaimuddin, M.S.I.
Ka. Biro AUAK
Awaludin, M.Pd.
Direktur Pascasarjana
Dr. H. Firdaus Basuni, M.Pd.
Dekan Tarbiyah
Dr. Cittra Juniarni, M.Pd.I.
Dekan Ushuluddin
Dr. Paizaluddin, M.Pd.I.
Dekan Febi
Dr. Zainuddin, M.Pd.I.
Previous slide
Next slide

Pengumuman

Scroll to Top