Profil

Salah satu misi yang diemban Yayasan Islam al Ittifaqiah adalah melahirkan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah al Qur’an al Ittifaqiah sebagai pusat penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran bagi calon-calon sarjana Islam yang akan menjadi guru bagi masyarakat (tafaqquh fi addin) untuk membentuk insan kamil yang beriman dan bertaqwa kokoh, berakhlakul karimah, cinta tanah air, berilmu pengetahuan dan berwawasan luas, berketerampilan tinggi dan berjiwa mandiri yang siap menjadi ilmuan, peneliti, pendidik, pembimbing dan pemimpin umat serta penebar rahmat bagi sekalian alam (khalifah fil ardh).
Dasar pertimbangan berdiri STITQI adalah tanggungjawab moral para pengurus YALQI dan pendirinya untuk terlibat langsung dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa, menyebarluaskan ilmu pengetahuan, memberikan solusi dan opsi kepada masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas, dengan biaya yang terjangkau.Hal ini sejalan dengan pentingnya meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan terkait pula dengan kepentingan mengembangkan potensi daerah sebagai implementasi otonomi daerah, sehingga mampu memberdayakan dan meningkatkan kualitas masyarakat dan kualitas umat.
Dalam upaya mewujudkan cita-cita mulia tersebut setelah 20 Juni 2000 YALQI melengkapi jenjang pendidikannya dengan mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah al Qur’an al Ittifaqiah (STITQI) yang diresmikan oleh Menteri Agama Republik Indonesia saat itu, Bapak Drs. H. Tolhah Hasan. Pada tahun 2005 STITQI telah mendapatkan pengakuan resmi pemerintah dengan diperolehnya SK status terdaftar dari Departemen Agama RI No. Dj.II/45/05 pada tanggal 25 Maret 2005, SK perpanjangan ijin penyelenggaraan Prodi PAI nomor : Dj.I/428/2007 tanggal 05 November 2007 dan diperpanjang kembali dengan nomor: 593 tahun 2012, SK Dirjen. Pendidikan Islam Depag. RI . Alhamdulillah, saat ini Program Studi PAI STITQI telah terakreditasi dengan predikat B sesuai dengan SK. BAN-PT Nomor: 040/BAN-PT/Ak-XII/S1/I/2010.
Berdasarkan tujuan pendiriannya, pendidikan tinggi (PT) memiliki peran sebagai berikut: (1) sebagai pusat pengembangan ilmu dan sumber daya manusia (SDM); (2) pusat sumber daya penelitian wilayah. Dalam hal ini PT sebagai pusat informasi ilmiah dan sumber daya kegiatan penelitian mengenai wilayah tempat PT berdiri guna memberi kontribusi positif dan produktif bagi pembangunan wilayah tersebut; (3) sebagai pusat kebudayaan.
Dalam upaya merealisasi Tridarma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan pengajaran penelitian dan pengabdian pada masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah al Qur’an al Ittifaqiah (STITQI) sebagai lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam Swasta (PTAIS) yang berorientasi pada pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu agama Islam mengambil peran strategis sebagai berikut:

  • Sebagai pusat pendidikan dan pengajaran tinggi dalam bidang ilmu pengetahuan, khususnya ilmu agama Islam, yang mampu melahirkan sarjana yang berkualitas di bidangnya serta mampu bertanggungjawab dalam menjalankan tugasnya sebagai manusia pembangunan (human of development).
  • Sebagai pusat penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, khususnya ilmu agama Islam, masalah-masalah kemasyarakatan, pendidikan dan hukum Islam yang dilakukan secara ilmiah dan terpadu serta menggunakan metode yang tepat.
  • Sebagai pusat pelayanan masyarakat dalam bidang pembinaan kehidupan beragama yang mampu menjalankan perannya dalam meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan agama Islam secara benar.
  • Mitra Pemerintah Daerah dalam membangun daerah dan pengembangan sumber daya manusianya.

Sejak adanya pengakuan resmi pemerintah STITQI menjadi lebih penting dan menarik untuk ditawarkan kepada masyarakat sebagai wujud kepekaan sekaligus menjawab tuntutan publik yang semakin pragmatis memposisikan perguruan tinggi sebagai mitra penting dalam mengembangkan dan memberdayakan potensi masyarakat. Sebagai langkah awal, STITQI telah menawarkan dua jurusan Tarbiyah dengan program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) jenjang Strata Satu (S-1) dan Program Pendidikan Guru Roudlotul Athfal (PGRA) jenjang Strata Satu (SI). Dasar pandangan atas dua pilihan jurusan ini adalah ketersediaan sumberdaya manusia dan kecenderungan pasar. Asumsi dan nilai pasar (market value) tentang kebutuhan akan lahirnya sarjana-sarjana baru yang memiliki produktivitas tinggi dan secara mandiri mampu menciptakan lapangan kerja yang berbasis jasa. Oleh sebab itu kurikulum yang disusunpun mengacu kepada kurikulum berbasis kompetensi. Artinya, lulusan STITQI nantinya diharapkan mampu secara ilmu maupun secara aplikatif berperan aktif dan lebih luas dalam dinamika kehidupan masyarakat yang dinamis.
Selain itu STITQI adalah sekolah tinggi yang bercirikhaskan al Qur’an merupakan yang kedua di luar Jawa, setelah Sumatera Barat dan kelima di Indonesia setelah PTIQ dan IIQ Jakarta, UNSIQ Wonosobo dan STIQ An-Nur Yogyakarta. STITQI lahir sebagai respon positif dan tanggung jawab moral YALQI atas tuntutan masyarakat yang telah lama merindukan adanya pendidikan tinggi formal di bidang al Qur’an. STITQI didirikan dengan maksud menjadi wadah pembinaan masyarakat dalam mendalami ilmu-ilmu pendidikan, al Qur’an yang meliputi tafsir, Ilmu tafsir, ilmu qiroat, tajwid, seni baca al Qur’an, tahfizh al Qur’an dan kajian-kajian Qur’ani terhadap berbagai disiplin ilmu dan masalah-masalah aktual.

Jangan lupa di share ke sosial media :

Informasi

Pimpinan

Rektor
Dr. Hj. Muyasaroh, M.Pd.I.
Wakil Rektor I
Dr. H. Bakhrum, M.Ed.
Wakil Rektor II
M. Ali Sodikin, M.Pd.
Wakil Rektor III
Dr. Zaimuddin, M.S.I.
Ka. Biro AUAK
Awaludin, M.Pd.
Direktur Pascasarjana
Dr. H. Firdaus Basuni, M.Pd.
Dekan Tarbiyah
Dr. Cittra Juniarni, M.Pd.I.
Dekan Ushuluddin
Dr. Paizaluddin, M.Pd.I.
Dekan Febi
Dr. Zainuddin, M.Pd.I.
Previous slide
Next slide

Pengumuman

Scroll to Top