(Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al Qur’an Al Ittifaqiah)
Email : smuhyidin@yahoo.com
Abstrak : Every parent would want their children to be a nable child, who would be expected tobe apious (godly) child, useful in the world of good for both parents and for society at large.
Then useful in the world is also beneficial in the here after, pray when they are gone. That desire is achieved, then a child needs an early age. Learness through education in accordance with what has been taught by the religion of Islam formation of moral urgency in early childhood, then both teacher educator at the school and parents at home to use this apportunity as quicly as passible through a variety of stimulation. Besides the developmental stages in children’s own, according to their age.
Key Word : Pendidikan, Bermain, Anak
A. Pendahuluan
Kesalahan persepsi sering terjadi pada sebagian orang tua dan guru dalam menyikapi anak-anak ketika berlangsung proses pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas. Tidak sedikit orang tua dan atau guru marah terhadap anak-anak yang aktif bermain-main ketika sedang berlangung proses pembelajaran. Orang tua dan guru sangat membatasi bahkan cenderung otoriter terhadap kebebasan anak-anak untuk bermain dan mengekspresikan keinginan mereka untuk bermain/ Anak “dipaksa” untuk mengikuti kemauan orang tua atau guru. Dampaknya anak sangat terkekang dan menjadi “penurut” kehendak orang tua dan guru yang tampak sepertinya positif padahal belum tentu tepat dan baik bagi anak.
Dunia anak adalah dunia bermain (al La’b) dengan serba gerak dan alat dengan benda-benda yang ada di sekitarnya. Anak-anak aktif menggerakkan anggota tubuhnya untuk mengekspresikan keinginannya. Bermain disamping untuk dapat menggerakkan fungsi-fungsi motorik anggota tubuhnya agar dapat berkembang dengan baik. Disamping itu dengan bermain anak juga dapat menemukan eksistensi dirinya.
Urgensi orang tua dan pendidik dalam memahami pertumbuhan dan perkembangan anak terutama pada usia dini sangat bermanfaat bagi upaya membantu dan mempermudah anak dalam belajar, bermain merupakan proses belajar yang tak terpisahkan bagi anak. Oleh karena itu orang tua dan pendidik harus memberikan peluang seluas-luasnya kepada anak untuk dapat bermain dan tidaklah tepat orang tua maupun pendidik yang melarang anak untuk bermain apalagi dengan ancaman yang menyebabkan anak menjadi takut. Orang tua dan pendidik berperan penting dalam memilih dan menyediakan mainan yang mendidik, sehingga mainan tersebut bukan hanya sekedar memberikan kesenangan atau memuaskan hati anak tetapi juga banyak memberikan pengalaman dan pengetahuan kepadanya.
Bermain merupakan kebutuhan yang tak terelakkan bagi anak, bermain juga merupakan metode yang tepat dalam proses pembelajaran anak. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian yang dilakukan di Florida USA selama lebih 25 tahun. (Bekti Winarsih, 2009). Pada anak yang masih dalam usia dini lebih besar kebutuhannya terhadap permainan dari pada ketika ia telah dewasa. Rasulullah saw. dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Turmudzi menyatakan bahwa begitu pentingnya bermain bagi seorang anak karena permainan anak akan menambah kecerdasan ketika anak telah dewasa.
Download PDF
Unduh jurnal selengkapnya dalam format *.pdf: KONSEP BERMAIN PADA ANAK USIA DINI