February 2015

STITQI Pertahankan Akreditasi "B"

Setelah asesmen akreditasi 6 Desember 2014 yang dilakukan dua orang asesor BAN-PT , Dr. KH. Akhyak, M.Ag., dan Dr. H. Syamsun Ni’am, M.Ag., civitas akademika STITQI Indralaya mendapatkan anugerah terindah dari Allah Swt. berupa raihan akreditasi “B”. Hal itu tertuang dalam SK BAN-PT tertanggal 29 Desember 2014 Nomor 483/SK/Akred/S/XII/2014.

Read More »

STITQI Pertahankan Akreditasi "B"

Setelah asesmen akreditasi 6 Desember 2014 yang dilakukan dua orang asesor BAN-PT , Dr. KH. Akhyak, M.Ag., dan Dr. H. Syamsun Ni’am, M.Ag., civitas akademika STITQI Indralaya mendapatkan anugerah terindah dari Allah Swt. berupa raihan akreditasi “B”. Hal itu tertuang dalam SK BAN-PT tertanggal 29 Desember 2014 Nomor 483/SK/Akred/S/XII/2014.

Read More »

STITQI Pertahankan Akreditasi "B"

Setelah asesmen akreditasi 6 Desember 2014 yang dilakukan dua orang asesor BAN-PT , Dr. KH. Akhyak, M.Ag., dan Dr. H. Syamsun Ni’am, M.Ag., civitas akademika STITQI Indralaya mendapatkan anugerah terindah dari Allah Swt. berupa raihan akreditasi “B”. Hal itu tertuang dalam SK BAN-PT tertanggal 29 Desember 2014 Nomor 483/SK/Akred/S/XII/2014.
Kerja keras dengan target mempertahankan akreditasi “B” terbayar sudah. “Alhamdulillah. Kita mampu memenuhi harapan seluruh alumni dan mahasiswa STITQI Indralaya untuk mempertahankan akreditasi kita dengan skor 316.” Begitulah ungkapan syukur dari ketua STITQI Indralaya ustaz Muhyidin, MA. usai memperoleh informasi dari Jakarta.

Read More »

STITQI Pertahankan Akreditasi "B"

Setelah asesmen akreditasi 6 Desember 2014 yang dilakukan dua orang asesor BAN-PT , Dr. KH. Akhyak, M.Ag., dan Dr. H. Syamsun Ni’am, M.Ag., civitas akademika STITQI Indralaya mendapatkan anugerah terindah dari Allah Swt. berupa raihan akreditasi “B”. Hal itu tertuang dalam SK BAN-PT tertanggal 29 Desember 2014 Nomor 483/SK/Akred/S/XII/2014.
Kerja keras dengan target mempertahankan akreditasi “B” terbayar sudah. “Alhamdulillah. Kita mampu memenuhi harapan seluruh alumni dan mahasiswa STITQI Indralaya untuk mempertahankan akreditasi kita dengan skor 316.” Begitulah ungkapan syukur dari ketua STITQI Indralaya ustaz Muhyidin, MA. usai memperoleh informasi dari Jakarta.

Read More »

Pengurus OSPI 2015-2016 Dilantik

PPI (16/02) – Bertempat di halaman depan kampus A Pondok Pesantren al-Ittifaqiah (PPI) Indralaya , sebanyak 118 orang santri dilantik dan diambil sumpahnya sebagai pengurus Organisasi Santri Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah Indralaya (OSPI) Putra dan Putri.
“Alhamdulillah, masa konfrensi mulai dari kampanye, laporan pertanggung jawaban sampai pencoblosan berjalan dengan lancar”, kata ustaz Ikbal Yasin, S.Pd.I.

Read More »

TC Peserta MTQ/STQ 2015

stitqi.ac.id (11/2) – Dalam rangka mematangkan persiapan peserta MTQ/STQ di beberapa kabupaten dan provinsi Sumatera Selatan, Lembaga Tahfidz dan Tilawah Al-Quran (LEMTATIQI) pondok pesantren Al-Ittifaqiah Indralaya mulai membuka training center.
Sebelum membuka secara resmi, ustaz Khotmir Rohi, S.Pd.I. menjelaskan bahwa tujuan TC bukan hanya mengejar target juara melainkan juga sebagai bahan evaluasi.
Salah satu dosen di STITQI ini juga mengharapkan semua peserta meluruskan niat dalam mengikuti MTQ/STQ. Selain itu juga agar jangan menodai sedikitpun nilai-nilai keikhlasan, karena banyak peserta MTQ pada saat latihan begitu sempurna tetapi ketika tampil jadi berantakan. Beberapa hal yang membuat peserta gagal diantaranya adalah tidak ikhlas sehingga dia meremehkan pembina, meremehkan peserta yang lain dan timbul rasa riya dalam hatinya.

Read More »

Alquran, Umat Islam, dan Persaudaraan Universal (III)

Oleh: Ahmad Syafii Maarif
Kita kutip makna ayat 13 surat al-Hujurat secara lengkap, “Wahai manusia! Kami ciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan Kami jadikan kamu beberapa bangsa dan puak agar kamu saling mengenal satu sama lain. Sesungguhnya yang termulia di antara kamu di sisi Allah adalah yang paling takwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, Mahasadar.”
Yang dipanggil oleh ayat bukan hanya orang beriman. Mufasir Muhammad Asad dalam The Message of the Quran (1980, halaman 792) memberi ulasan tentang etika sosial yang terkandung dalam ayat 13 ini. Kita kutip, “Bermula dengan penghormatan yang ditujukan kepada Nabi (dalam ayat 2-7) dan implikasinya kemudian atas kepemimpinan umat yang benar sesudahnya, diskursus ini mencapai puncaknya pada prinsip persaudaraan di antara orang-orang beriman (ayat 10), dan dalam pengertian yang terluas, persaudaraan seluruh umat manusia (ayat 13).”

Read More »

Alquran, Umat Islam, dan Persaudaraan Universal (II)

Oleh: Ahmad Syafii Maarif
Dalam Mukhtashar min Tafsîr al-Imâm al-Thabarî dan Qur’ân Karîm: Tafsîr wa Bayân ma’a Asbâb al-Nuzûl li-‘l-Suyûthî, ayat 10 surat al-Ĥujurât di atas tidak diberi penjelasan tentang betapa pentingnya ungkapan innamâ di awal ayat itu. Saya heran mengapa kedua mufassir klasik yang berbeda abad itu tidak membahas prinsip utama tentang persaudaraan orang beriman ini. Mungkin dianggap ayat itu sudah sangat jelas, karenanya tidak perlu diberi penjelasan lagi. Atau mungkin juga karena yang saya cek ini adalah ringkasan kedua tafsir itu, di dalamnya ayat 10 itu tidak disertakan penjelasan oleh yang meringkas.

Read More »

Alquran, Umat Islam, dan Persaudaraan Universal (I)

Oleh: Ahmad Syafii Maarif
Saya tidak tahu apakah ada Kitab Suci selain Alquran yang siap untuk diterima atau ditolak dengan memanggil semua otak-otak besar yang pernah dikenal umat manusia sepanjang sejarah (lih. misalnya s. al-Baqarah: 23; s. al-Isrâ: 107). Tantangan ini akan berlaku sepanjang zaman sampai rapuhnya dunia ini. Dengan pengetahuan yang terbatas tentang Alquran, Resonansi ini akan mencoba mengurai tiga bahasan yang saling berkait itu sebagai bagian dari kegelisahan batin saya yang sudah dirasakan sejak masih kuliah di Universitas Chicago antara tahun 1979 s/d 1982.

Read More »

Islam Dalam Krisis (III)

Oleh: Ahmad Syafii Maarif
Puncak kemegahan rezim Turki Usmani terjadi pada abad ke-16, terutama di bawah Sultan Sulaiman Yang Agung (1520-1566). Kemegahan ini terjadi juga dengan melibas suku-suku kecil Turki yang semula bersifat otonom dalam bentuk keamiran, sehingga protes mereka berbunyi: “Mengapa sultan menghabisi kami sesama Muslim, bukan yang non-Muslim.” Sesungguhnya yang dihabisi itu bukan hanya suku-suku kecil Turki itu, rezim Safawi yang syi’ah juga diperangi, di samping memerangi daerah Balkan, Hungaria, bangsa-bangsa Arab di Asia Barat dan Afrika Utara. Lagi-lagi, sebuah imperium memang dibangun di atas tengkorak manusia, Muslim atau non-Muslim. Umat Islam pada umumnya larut dalam kemegahan kekuasaan rajanya, tetapi sedikit sekali yang mau merenung dan mengoreksi proses kemegahan itu diraih. Sikap moral kebanyakan kita lemah sekali.

Read More »
Scroll to Top