2015

TC Peserta MTQ/STQ 2015

stitqi.ac.id (11/2) – Dalam rangka mematangkan persiapan peserta MTQ/STQ di beberapa kabupaten dan provinsi Sumatera Selatan, Lembaga Tahfidz dan Tilawah Al-Quran (LEMTATIQI) pondok pesantren Al-Ittifaqiah Indralaya mulai membuka training center.
Sebelum membuka secara resmi, ustaz Khotmir Rohi, S.Pd.I. menjelaskan bahwa tujuan TC bukan hanya mengejar target juara melainkan juga sebagai bahan evaluasi.
Salah satu dosen di STITQI ini juga mengharapkan semua peserta meluruskan niat dalam mengikuti MTQ/STQ. Selain itu juga agar jangan menodai sedikitpun nilai-nilai keikhlasan, karena banyak peserta MTQ pada saat latihan begitu sempurna tetapi ketika tampil jadi berantakan. Beberapa hal yang membuat peserta gagal diantaranya adalah tidak ikhlas sehingga dia meremehkan pembina, meremehkan peserta yang lain dan timbul rasa riya dalam hatinya.

Read More »

Alquran, Umat Islam, dan Persaudaraan Universal (III)

Oleh: Ahmad Syafii Maarif
Kita kutip makna ayat 13 surat al-Hujurat secara lengkap, “Wahai manusia! Kami ciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan Kami jadikan kamu beberapa bangsa dan puak agar kamu saling mengenal satu sama lain. Sesungguhnya yang termulia di antara kamu di sisi Allah adalah yang paling takwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, Mahasadar.”
Yang dipanggil oleh ayat bukan hanya orang beriman. Mufasir Muhammad Asad dalam The Message of the Quran (1980, halaman 792) memberi ulasan tentang etika sosial yang terkandung dalam ayat 13 ini. Kita kutip, “Bermula dengan penghormatan yang ditujukan kepada Nabi (dalam ayat 2-7) dan implikasinya kemudian atas kepemimpinan umat yang benar sesudahnya, diskursus ini mencapai puncaknya pada prinsip persaudaraan di antara orang-orang beriman (ayat 10), dan dalam pengertian yang terluas, persaudaraan seluruh umat manusia (ayat 13).”

Read More »

Alquran, Umat Islam, dan Persaudaraan Universal (II)

Oleh: Ahmad Syafii Maarif
Dalam Mukhtashar min Tafsîr al-Imâm al-Thabarî dan Qur’ân Karîm: Tafsîr wa Bayân ma’a Asbâb al-Nuzûl li-‘l-Suyûthî, ayat 10 surat al-Ĥujurât di atas tidak diberi penjelasan tentang betapa pentingnya ungkapan innamâ di awal ayat itu. Saya heran mengapa kedua mufassir klasik yang berbeda abad itu tidak membahas prinsip utama tentang persaudaraan orang beriman ini. Mungkin dianggap ayat itu sudah sangat jelas, karenanya tidak perlu diberi penjelasan lagi. Atau mungkin juga karena yang saya cek ini adalah ringkasan kedua tafsir itu, di dalamnya ayat 10 itu tidak disertakan penjelasan oleh yang meringkas.

Read More »

Alquran, Umat Islam, dan Persaudaraan Universal (I)

Oleh: Ahmad Syafii Maarif
Saya tidak tahu apakah ada Kitab Suci selain Alquran yang siap untuk diterima atau ditolak dengan memanggil semua otak-otak besar yang pernah dikenal umat manusia sepanjang sejarah (lih. misalnya s. al-Baqarah: 23; s. al-Isrâ: 107). Tantangan ini akan berlaku sepanjang zaman sampai rapuhnya dunia ini. Dengan pengetahuan yang terbatas tentang Alquran, Resonansi ini akan mencoba mengurai tiga bahasan yang saling berkait itu sebagai bagian dari kegelisahan batin saya yang sudah dirasakan sejak masih kuliah di Universitas Chicago antara tahun 1979 s/d 1982.

Read More »

Islam Dalam Krisis (III)

Oleh: Ahmad Syafii Maarif
Puncak kemegahan rezim Turki Usmani terjadi pada abad ke-16, terutama di bawah Sultan Sulaiman Yang Agung (1520-1566). Kemegahan ini terjadi juga dengan melibas suku-suku kecil Turki yang semula bersifat otonom dalam bentuk keamiran, sehingga protes mereka berbunyi: “Mengapa sultan menghabisi kami sesama Muslim, bukan yang non-Muslim.” Sesungguhnya yang dihabisi itu bukan hanya suku-suku kecil Turki itu, rezim Safawi yang syi’ah juga diperangi, di samping memerangi daerah Balkan, Hungaria, bangsa-bangsa Arab di Asia Barat dan Afrika Utara. Lagi-lagi, sebuah imperium memang dibangun di atas tengkorak manusia, Muslim atau non-Muslim. Umat Islam pada umumnya larut dalam kemegahan kekuasaan rajanya, tetapi sedikit sekali yang mau merenung dan mengoreksi proses kemegahan itu diraih. Sikap moral kebanyakan kita lemah sekali.

Read More »
Kreasi

Islam Dalam Krisis (II)

Dinasti Umayyah yang sepenuhnya bercorak Arab dibangun Mu’awiyah di atas kafan ‘Ali bin Abi Thalib dengan ibu kota Damaskus. Rezim ini bisa bertahan sekitar 90 tahun (661-750) untuk kemudian diluluhlantakkan oleh rezim baru, campuran Arab dan Persi, dinasti ‘Abbasiyah (750-1258), dengan ibu kota Baghdad. Muslim keturunan Persi merasa dianaktirikan oleh rezim Umayyah sebagai warga mawâlî (kelas dua) cepat bergabung dengan rezim ‘Abbasiyah yang semula berpusat di Khurasan (Persi).
Peradaban memang berkembang hingga mencapai puncak-puncaknya yang tertinggi, tetapi semua itu juga dibangun di atas tengkorak umat Islam yang berbeda pandangan politik. Salah seorang dari unsur dinasti Umayyah yang bebas dari pengejaran pasukan ‘Abbasiyah, Abd al-Rahman I (al-Dâkhil) lari ke Spanyol untuk kemudian pada tahun 756 membangun kerajaan di sana yang bisa bertahan berabad-abad sampai 1031 disertai perkembangan peradaban yang tidak kalah hebatnya dibandingkan dengan apa yang dilakukan oleh dinasti ‘Abbasiyah di belahan Timur. Kita semua pasti bangga dengan capaian-capaian itu, tetapi jangan lupa membaca sisi gelap yang lain: politik kekuasaan telah menghancurkan perumahan persaudaraan umat dengan membuang jauh perintah Alquran tentang persatuan berdasarkan iman ke dalam limbo sejarah. Dalam politik kekuasaan, iman sering benar digantikan oleh semangat suku, ras, atau keturunan.

Read More »
Kreasi

Islam Dalam Krisis (1)

Oleh: Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif
Jika turunnya wahyu pertama pada tahun 610 Masehi sebagai awal kenabian dapat diterima menjadi tonggak karier Islam di muka bumi, maka karier itu sudah berlangsung dalam lipatan abad yang panjang. Islam bukan lagi agama sederhana, ia sudah kompleks sekali. Tafsiran terhadap agama terakhir ini sudah berlapis-lapis, sehingga untuk menentukan mana yang emas dan mana yang loyang menjadi tidak mudah, kecuali di tangan orang yang dikurniai ‘aqlun shaĥîh wa qalbun salîm (minda yang sehat tak terbelah dan hati yang tulus tanpa cacat), sekalipun tidak pernah sempurna. Alquran pasti membuka diri terhadap orang dengan kualitas prima ini. Tetapi manusia tetap manusia dengan segala keterbatasannya, ada saja sisi-sisi yang lemah yang mengganggu.

Read More »

Prestasi Tiada Henti, 29 Tropi di Januari

PPI INDRALAYA – “Siapapun penyelenggaranya, kita juaranya.” Begitulah motto warga Pondok Pesantren al-Ittifaqiah Indralaya untuk mendidik semangat berkompetisi dan berprestasi. Itu juga pernyataan bahwa warga PPI Indralaya selalu siap bersaing secara sehat (istibaqul khoirot). Semangat yang akan menjadi kunci sukses di masa depan.
Hal itu dibuktikan dengan raihan prestasi selama bulan Januari yang telah berhasil menggondol 29 tropi dari berbagai gelaran kompetisi yang diikuti warga PPI. Nampaknya pengurus Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah Indralaya tahun ini harus kembali menyiapkan etalase tropi yang baru.

Read More »

STITQI LEPAS 59 PESERTA KKN ANGKATAN X

STITQI Indralaya (25/01) – Ketua STITQI Indralaya ustaz Mukhyidin, MA. melepas 59 mahasiswa peserta program Kuliah Kerja Nyata (KKN) angkatan X.
KKN yang direncanakan akan berlangsung selama satu bulan ini (25 Januari – 25 Februari) bertempat di desa Ulak Segara dan Lubuk Tunggal Kecamatan Kuang Dalam Kabupaten Ogan Ilir.

Read More »

PENGUMUMAN

PENGUMUMAN
KEPADA SELURUH MAHASISWA PESERTA KKN STITQI ANGKATAN KE-10 2015 UNTUK HADIR DI PEMBEKALAN KKN.
HARI : JUM’AT
TANGGAL : 23 januari 2015
JAM : 08.OO WIB SAMPAI SELESAI
TEMPAT : AULA
TERIMA KASIH

Read More »
Scroll to Top