iaiqi.ac.id, Indralaya (02/07) – “36 peserta MTQ Sumsel ke MTQ Nasional Banjarmasin berasal dari Al-Ittifaqiah.” Demikian disampaikan Mudir Al-Ittifaqiah Indralaya dalam sambutannya saat membuka seminar Nasional dan MOU IAIQI Indralaya dan UIN Antasari Banjarmasin di ruang MMR Pondok Pesantren Al-Ittifaqiah Indralaya.
Seminar yang mengambil tema Tradisi Keilmuan Islam dan Tantangan di Era Digital dipandu oleh dosen IAIQI Indralaya Febrian Zainiyatul Firdausi, Lc. M.Pd.. Pembicara pada seminar ini adalah Prof. Dr. Mujiburrohman, M.A.
Mengutip dari Suma Oriental Tomé Pires, Rektor UIN Antasari Banjarmasin menyatakan bahwa penopang kejayaan muslim di abad pertengahan adalah kecintaan kepada ilmu pengetahuan. Bila dilacak lebih dalam maka secara mental hal ini berasal dari inspirasi iqro’ pada ayat pertama dari surat Al-Qur’an pertama yang Allah wahyukan.
Bila mengacu pada realitas manusia Indonesia saat ini dalam konteks tradisi keilmuan -yang mayoritas muslim- maka akan terasa sangat miris. Utamanya bila dilihat dari tradisi membaca yang dalam peringkat dunia tidak bergerak dari 5 besar terendah. Celakanya secara faktual manusia Indonesia mutakhir, kecanggihan teknologi informasi yang berupa smartphone justru semakin menurunkan minat baca karena hanya menjadi alat hiburan.
Usai seminar, digelar penandatangan MOU IAIQI Indralaya dan UIN Antasari Banjarmasin. Ruang lingkupnya meliputi bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat, jurnal dan publikasi ilmiah, pertukaran dosen dan mahasiswa, pengembangan sumber daya manusia, penelitian dosen dan tenaga kependidikan, penyelenggaraan seminar nasional, rgional dan internasional dan bidang lainnya yang disepakati kedua pihak.
