Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u817471964/domains/iaiqi.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u817471964/domains/iaiqi.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u817471964/domains/iaiqi.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u817471964/domains/iaiqi.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u817471964/domains/iaiqi.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER

 
 
 
 
 
SYAHRONI, S.Pd.I
 
Sistem pendidikan di Indonesia secara umum masih dititikberatkan pada kecerdasan kognitif. Hal ini dapat dilihat dari orientasi sekolah-sekolah yang ada masih disibukkan dengan ujian, mulai dari ujian mid,ujian akhir hingga ujian nasional. Ditambah latihan-latihan soal harian dan pekerjaan rumah untuk memecahkan pertanyaan dibuku pelajaran yang biasanya tak relevan dengan kehidupan sehari-hari para siswa.
 
Saatnya para pengambil kebijakan, para pendidik, orang tua dan masyarakat senantiasa memperkaya persepsi bahwa ukuran keberhasilan tak melulu dilihat dari prestasi angka-angka. Hendaknya institusi sekolah menjadi tempat yang senantiasa menciptakan pengalaman-pengalaman bagi siswa untuk membangun dan membentuk karakter unggul.
 
A. Pengertian Pendidikan Karakter
 
Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak”. Adapun berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak”. Menurut Tadkiroatun Musfiroh (UNY,2008), karakter mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan(skills). Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus dan perilakujelek lainnya dikatakan orang berkarakte rjelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut dengan berkarakter mulia.
 
B. Konsep Pendidikan Karakter
 
Karakter mulia berarti individu memiliki pengetahuan tentang potensidirinya, yang ditandai dengan nilai-nilai seperti reflektif, percayadiri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif dan inovatif, mandiri, hidupsehat, bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar, berhati-hati, rela berkorban, pemberani, dapat dipercaya, jujur, menepati janji, adil, rendah hati, malu berbuat salah, pemaaf, berhatilembut, setia, bekerja keras, tekun, ulet/gigih, teliti, berinisiatif, berpikir positif, disiplin, antisipatif, inisiatif, visioner, bersahaja, bersemangat, dinamis, hemat/efisien, menghargaiwaktu, pengabdian/dedikatif, pengendaliandiri, produktif, ramah,cinta keindahan (estetis), sportif, tabah, terbuka, tertib. Individu juga memiliki kesadaran untukberbuat yang terbaik atau unggul,dan individu juga mampu bertindak sesuai potensi dan kesadarannya tersebut.
Karakteristik adalah realisasi perkembangan positif sebagai individu (intelektual, emosional, sosial, etika, dan perilaku).
 
Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang terbaik terhadap TuhanYME, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan negara serta dunia internasional pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi dan motivasinya (perasaannya).
 
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai “the deliberateuse of all dimensions of school life to foster optimal character development”. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (pemangku pendidikan) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko- kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga sekolah/lingkungan. Disamping itu,pendidikan karakter dimaknai sebagai suatuperilaku warga sekolah yang dalam menyelenggarakan pendidikan harus berkarakter.
 
Menurut David Elkind & Freddy SweetPh.D. (2004), pendidikan karakter dimaknai sebagai berikut: “character education is the deliberate effort to help people understand, care about, and act up on coreethical values.When we thin kabout the kindof character we want for our children, it is clear that we want them to be able to judge what is right, caredeeply about what is right, andthen do what they believeto be right, even in the face of pressure from without and temptation from within”.
 
Lebih lanjut dijelaskan bahwa pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru,yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik.Guru membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini mencakup keteladanan bagaimana perilaku guru,cara guru berbicara atau menyampaikan materi,bagaimana guru bertoleransi, dan berbagai hal terkaitlainnya.
 
Menurut T.Ramli (2003), pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan endidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Adapun kriteriamanusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik bagisuatu masyarakatataubangsa,secara umum adalah nilai-nilaisosial tertentu,yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya.Olehkarena itu,hakikatdari pendidikankarakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pedidikannilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber daribudaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda.
 
Pendidikan karakter berpijak dari karakter dasar manusia, yang bersumber dari nilai moral universal (bersifat absolut) yang bersumber dari agama yang juga disebut sebagai the golden rule. Pendidikan karakter dapat memiliki tujuan yang pasti, apabila berpijak dari nilai-nilai karakter dasar tersebut. Menurut para ahlipsikolog, beberapa nilai karakter dasar tersebut adalah: cinta kepada Allah dan ciptaann-Nya (alam dengan isinya), tanggung jawab, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli, dan kerjasama, percaya diri, kreatif, kerjakeras, dan pantang menyerah, keadilan dan kepemimpinan; baik dan rendah hati, toleransi, cinta damai, dan cinta persatuan. Pendapat lain mengatakan bahwa karakter dasar manusia terdiri dari: dapat dipercaya, rasa hormat dan perhatian, peduli, jujur, tanggung jawab; kewarganegaraan, ketulusan, berani, tekun, disiplin, visioner, adil, dan punya integritas. Penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah harus berpijak kepada nilai-nilai karakter dasar,yang selanjutnya dikembangkan menjad inilai-nilaiyang lebih banyak atau lebih tinggi (yang bersifat tidak absolut atau bersifat relatif) sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan lingkungan sekolah itu sendiri.
 
Dewasa inibanyakpihakmenuntutpeningkatanintensitasdankualitaspelaksanaan pendidikankarakter pada lembaga pendidikanformal.Tuntutantersebutdidasarkan pada fenomena sosial yang berkembang, yakni meningkatnya kenakalan remaja dalam masyarakat,sepertiperkelahianmassaldan berbagaikasusdekadensimoral lainnya.Bahkandikota-kota besartertentu,gejala tersebuttelahsampaipada taraf yangsangatmeresahkan.Olehkarena itu,lembaga pendidikanformalsebagaiwadah resmipembinaangenerasimuda diharapkandapatmeningkatkan peranannyadalam pembentukankepribadianpesertadidikmelalui peningkatanintensitasdankualitas pendidikan karakter.
 
Parapakarpendidikanpadaumumnyasependapattentang pentingnyaupaya peningkatanpendidikankarakter pada jalur pendidikanformal.Namundemikian, ada perbedaan-perbedaan pendapat di antara mereka tentang pendekatan dan modus pendidikannya. Berhubungan dengan pendekatan, sebagian pakar menyarankan penggunaanpendekatan-pendekatan pendidikanmoralyang dikembangkandinegara- negara barat,seperti:pendekatanperkembanganmoralkognitif,pendekatananalisis nilai,danpendekatanklarifikasinilai.Sebagianyang lainmenyarankanpenggunaan pendekatan tradisional,yaknimelaluipenanamannilai-nilaisosialtertentu dalam diri pesertadidik.
 
Berdasarkan grand design yang dikembangkan Kemendiknas (2010), secara psikologisdansosialkulturalpembentukankarakter dalamdiriindividumerupakan fungsidariseluruhpotensiindividumanusia (kognitif, afektif, konatif, dan psikomotorik)dalamkonteksinteraksisosialkultural(dalamkeluarga,sekolah, dan masyarakat)danberlangsungsepanjang hayat.Konfigurasikarakterdalamkonteks totalitasproses psikologisdansosial-kulturaltersebutdapatdikelompokkan dalam: OlahHati(Spiritual andemotionaldevelopment),OlahPikir(intellectual development),OlahRaga danKinestetik(Physicalandkinestetic development),dan Olah Rasadan Karsa(Affectiveand Creativitydevelopment)yang secaradiagramatik dapat digambarkan sebagai berikut.
 
C. Kofigurasi Karakter
 
Parapakartelahmengemukakanberbagaiteoritentang pendidikanmoral.Menurut Hersh,et.al.(1980),diantaraberbagaiteoriyang berkembang,adaenamteoriyang banyak digunakan; yaitu: pendekatan pengembangan rasional, pendekatan pertimbangan, pendekatan klarifikasi nilai, pendekatan pengembangan moral kognitif,danpendekatanperilakusosial.Berbeda denganklasifikasitersebut,Elias (1989)mengklasifikasikanberbagaiteoriyangberkembang menjadi tiga,yakni: pendekatankognitif,pendekatan afektif, danpendekatan perilaku.Klasifikasi didasarkan padatigaunsurmoralitas,yang biasamenjaditumpuankajianpsikologi, yakni:perilaku, kognisi, dan afeksi.
 
Berdasarkanpembahasandiatasdapatditegaskan bahwa pendidikankarakter merupakanupaya-upayayang dirancang dandilaksanakansecarasistematisuntuk membantupesertadidikmemahaminilai-nilaiperilakumanusiayang berhubungan denganTuhanYangMaha Esa,dirisendiri,sesamamanusia,lingkungan,dan kebangsaanyang terwujuddalampikiran,sikap,perasaan,perkataan,danperbuatan berdasarkan norma-normaagama, hukum, tatakrama, budaya, danadat istiadat.

Jangan lupa di share ke sosial media :

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Informasi

Pimpinan

Rektor
Dr. Hj. Muyasaroh, M.Pd.I.
Wakil Rektor I
Dr. H. Bakhrum, M.Ed.
Wakil Rektor II
M. Ali Sodikin, M.Pd.
Wakil Rektor III
Dr. Zaimuddin, M.S.I.
Ka. Biro AUAK
Awaludin, M.Pd.
Direktur Pascasarjana
Dr. H. Firdaus Basuni, M.Pd.
Dekan Tarbiyah
Dr. Cittra Juniarni, M.Pd.I.
Dekan Ushuluddin
Dr. Paizaluddin, M.Pd.I.
Dekan Febi
Dr. Zainuddin, M.Pd.I.
Previous slide
Next slide

Pengumuman

Scroll to Top