Lawan Judol dan Pinjol: Guru Pesantren Kini Melek Literasi Investasi Syariah

Indralaya, 16 Juni 2025 — Sebanyak 150 guru dari lingkungan pesantren Al Ittifaqiah Indralaya Sumatera Selatan mengikuti Seminar Literasi Investasi Syariah yang digelar di Gedung MMR Lantai 3, Kampus Pusat IAIQI Indralaya. Kegiatan ini merupakan bagian dari Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Dosen Prodi Perbankan Syariah IAIQI Indralaya, yang berkolaborasi dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) Sumatera Selatan.

Seminar bertajuk “Peran Guru Pesantren dalam Membangun Finansial yang Kuat” ini diikuti oleh 40 Guru MA Putri, 35 Guru MA Putra, 40 Guru MTs Putri, dan 35 Guru MTs Putra. Hadir sebagai ketua Prodi Perbankan Syariah IAIQI Indrlaya, Ibu Khoirunnisa mewakili rektor IAIQI Indrlaaya

Ketua pelaksana Bapak Darsi Ahmadan, dalam sambutannya menyampaikan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah bentuk nyata kepedulian program studi Perbankan syariah dalam memfasilitasi literasi keuangan bagi para guru, khususnya di lingkungan pesantren. “Kami ingin guru menjadi agen literasi keuangan di tengah fenomena yang mengkhawatirkan seperti judi online (JUDOL) dan pinjaman online (PINJOL) yang kini marak hingga ke pelosok desa dan menyasar anak-anak kita. Penting bagi kita mengarahkan mereka untuk mengenal investasi legal dan edukatif,” ujarnya.

Seminar berlangsung meriah, interaktif dan penuh antusiasme berkat kepiawaian moderator, Bapak Erik Pebrikarlepi, yang memandu acara dengan menarik dan penuh semangat. Para peserta pun aktif berdiskusi dan bertanya sepanjang sesi.

Seminar ini menghadirkan dua narasumber utama. Ibu Sundari Ningsih dari Kantor Perwakilan BEI Sumsel menyampaikan bahwa pasar modal bisa diibaratkan seperti pasar biasa, hanya saja dalam bentuk digital. “BEI itu seperti Mall besar yang menampung berbagai jenis dagangan perusahaan yang siap dibeli investor,” jelasnya.

Sementara narasumber kedua, Ibu Peni Handayani dari PT Philip Sekuritas Indonesia cabang Palembang, menekankan pentingnya melek literasi keuangan sejak dini. “Kita perlu menanamkan pola pikir sehat secara finansial sejak awal, agar tidak hanya bergantung pada gaji, tapi mampu merencanakan masa depan dengan investasi yang bijak,” tuturnya.

Seminar ini juga mendapat kehormatan dengan kehadiran langsung Kepala Wilayah BEI Sumsel, Bapak Hadi Mulyono. Dalam paparannya, beliau menekankan bahwa dalam memilih saham dan instrumen investasi, masyarakat perlu memahami dua prinsip utama: Legal dan Logis. “Jangan tergiur janji manis keuntungan, pastikan dulu legalitas dan logikanya,” tegasnya.

Salah satu peserta, Ali Sobri, mengaku sangat terinspirasi oleh seminar ini. “Saya mendapatkan begitu banyak ilmu baru. Semangat saya tumbuh untuk segera memulai dan bergabung dalam dunia investasi saham,” ujarnya antusias.

Melalui kegiatan ini, diharapkan para guru dapat menjadi agen literasi keuangan di lingkungan pesantren, membangun generasi muda yang tidak hanya religius, tetapi juga cakap secara finansial dan bebas dari jeratan keuangan ilegal.

Jangan lupa di share ke sosial media :

Scroll to Top