Dari Perpanjangan MoU hingga Peminjaman Profesor untuk Kebaikan Umat
Palembang, 11 Agustus 2025 — Suasana ruang pertemuan Rektorat UIN Raden Fatah Palembang siang itu terasa hangat. Dua perguruan tinggi Islam, Institut Agama Islam Al-Qur’an Al-Ittifaqiah (IAIQI) Indralaya dan UIN Raden Fatah Palembang, bertemu dalam agenda yang diberi tajuk Silaturrahim, Silatul Amal, dan Silatul Ilmi. Pertemuan ini bukan sekadar tatap muka, melainkan langkah nyata memperkuat sinergi akademik dan kelembagaan.
Dari pihak tuan rumah, hadir Rektor UIN Raden Fatah, Prof. Dr. M. Adil, bersama jajaran pimpinan universitas: Prof. Dr. Munir (Wakil Rektor I), Prof. Dr. Abdul Hadi (Wakil Rektor II), dan Dr. Syahril Jamil (Wakil Rektor III). Sementara itu, rombongan IAIQI dipimpin oleh Rektor Dr. Hj. Muyassaroh, M.Pd.I, didampingi oleh Dr. H. Bakhrum Amir, Lc., M.Ed. (Wakil Rektor I), Awaludin, M.Pd. (Kepala Biro), serta Dr. Firdaus Basuni, M.Pd.I. (Direktur Pascasarjana).
Agenda pertemuan meliputi beberapa poin strategis: mempererat silaturahmi, menindaklanjuti perpanjangan Memorandum of Understanding (MoU) antarperguruan tinggi, mengajukan permohonan peminjaman sumber daya manusia (SDM) profesor, dan membuka ruang dialog tentang peluang-peluang kerja sama ke depan.
Salah satu momen penting adalah ketika IAIQI secara resmi mengajukan permohonan peminjaman salah seorang profesor dari UIN. Permintaan ini disambut hangat oleh Rektor UIN, Prof. M. Adil, yang menegaskan dukungan penuh demi kemaslahatan bersama.
“Kami mempersilakan peminjaman profesor yang diminta, demi kebaikan umat dan perguruan tinggi. Kerja sama semacam ini akan memperkuat kapasitas akademik dan pengabdian kita bersama,” ujar Prof. Adil.
Selain membahas aspek formal, pertemuan juga diwarnai bincang-bincang santai namun berbobot tentang potensi kolaborasi penelitian, pengembangan program pascasarjana, dan pertukaran dosen. Kedua belah pihak sepakat bahwa kolaborasi antar-PT bukan hanya untuk kepentingan institusi, melainkan juga kontribusi nyata bagi kemajuan pendidikan Islam di Sumatera Selatan dan Indonesia.
Pertemuan ditutup dengan optimisme tinggi bahwa silaturrahim ini akan melahirkan amal nyata dan memperkuat ikatan keilmuan—sejalan dengan semangat Silatul Amal dan Silatul Ilmi yang diusung sejak awal.