Indralaya, 25 September 2025 — Institut Agama Islam Al-Qur’an Al-Ittifaqiah (IAIQI) Indralaya menunjukkan komitmen seriusnya dalam menjaga mutu dan kredibilitas akademik. Hal ini ditandai dengan pelaksanaan pelatihan pengisian Laporan Evaluasi Diri (LED) dan Data Kinerja Program Studi (DKPS) 2.0 yang diselenggarakan di Ruang MMR kampus setempat pada Kamis pagi, pukul 09.30 hingga 14.30 WIB.
Kegiatan ini menjadi bagian penting dari rangkaian persiapan reakreditasi dua program studi unggulan, yakni S1 Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD). Kedua prodi tersebut menjadi fokus strategis, mengingat akreditasi merupakan salah satu tolok ukur utama kualitas perguruan tinggi, baik dari sisi tata kelola maupun output pendidikan yang dihasilkan.
Narasumber dari LPM
Pelatihan menghadirkan dua narasumber kunci dari Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) IAIQI Indralaya: Ketua LPM, Ustadzah Ani Nafisah, M.Pd., dan Sekretaris LPM, Ustadz Erik Pebrikarlepi, M.Pd.. Keduanya memberikan materi secara komprehensif mengenai tata cara pengisian LED dan DKPS berbasis instrumen terbaru yang dikeluarkan oleh Peraturan Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan (Perlamdik) Nomor 3 Tahun 2025.
Dalam paparannya, Ani Nafisah menekankan bahwa LED bukan hanya kumpulan data, melainkan refleksi jujur atas kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan prodi. “LED adalah wajah kita di mata publik. Ia menggambarkan bagaimana kita mengelola program studi, mulai dari visi misi, kurikulum, SDM, hingga dampaknya bagi masyarakat,” ujarnya di hadapan peserta.

Sementara itu, Erik Pebrikarlepi memberikan penekanan pada aspek teknis pengisian DKPS, khususnya dalam memastikan akurasi data, konsistensi indikator, serta keterkaitan antara capaian prodi dengan standar akreditasi nasional. “Kesalahan kecil dalam data bisa berdampak besar pada penilaian. Karena itu, kita harus teliti dan memastikan semua pihak di prodi terlibat aktif dalam proses ini,” tegasnya.
Pentingnya Persiapan Kolektif
Pelatihan ini tidak hanya bersifat informatif, tetapi juga interaktif. Para peserta diajak mempraktikkan langsung simulasi pengisian LED dan DKPS, melakukan analisis indikator mutu, hingga berdiskusi mengenai tantangan yang kerap muncul dalam proses akreditasi.
Rektor IAIQI, Dr. Hj. Muyassaroh, M.Pd.I., yang turut hadir membuka kegiatan, menyampaikan apresiasi tinggi kepada LPM dan seluruh tim prodi atas kesiapan menghadapi reakreditasi. Menurutnya, akreditasi tidak boleh dipandang sebagai beban administratif, melainkan peluang untuk memperbaiki mutu pendidikan secara berkesinambungan. “Reakreditasi adalah momentum introspeksi. Kita bukan hanya mengejar nilai, tetapi membuktikan kualitas pengelolaan akademik IAIQI kepada masyarakat luas,” ujar rektor.
Harapan dan Dampak ke Depan
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan dosen, tenaga kependidikan, dan seluruh tim prodi memiliki pemahaman yang sama dalam menyusun dokumen reakreditasi sesuai standar terbaru. Persiapan matang ini diyakini akan meningkatkan peluang kedua prodi, PAI dan PI AUD, meraih peringkat akreditasi yang lebih baik.
Bagi mahasiswa, capaian akreditasi yang unggul berarti pengakuan lebih luas atas kualitas pendidikan yang mereka terima. Sementara bagi masyarakat, hal ini menjadi jaminan bahwa lulusan IAIQI memiliki kompetensi yang kredibel, relevan, dan siap berkontribusi di dunia kerja maupun pengabdian sosial.
Kegiatan berakhir pada pukul 14.30 WIB dengan semangat optimisme. Para peserta meninggalkan ruangan dengan membawa bekal baru — bukan hanya teknis pengisian LED dan DKPS, tetapi juga kesadaran kolektif bahwa mutu pendidikan adalah tanggung jawab bersama.
Pelatihan ini sekaligus menegaskan bahwa IAIQI Indralaya terus bergerak maju, menjadikan reakreditasi bukan sekadar rutinitas lima tahunan, melainkan strategi berkelanjutan dalam membangun reputasi akademik yang unggul di tingkat regional maupun nasional.







