JAKARTA, JPNN (11/11) – Kegiatan rohani Islam (Rohis) di beberapa sekolah terindikasi disusupi kelompok radikal. Tak heran kegiatan Rohis yang tersusupi pemikiran intoleransi itu mulai menjadi eksklusif dan tertutup. Cenderung tidak memperhatikan lingkungannya.
Direktur Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama, Amin Khaedari mengatakan potensi gerakan radikal yang menyusup pada kegiatan Rohis di sekolah tingkat lanjutan atas sudah terindikasi sejak lama. Apalagi sejak terungkapnya tiga pelajar SMK Klaten yang merencanakan peledakan bom.”Fakta-fakta itu tak bisa dipungkiri. Memang para kelompok radikal itu selalu berusaha menyusup dari berbagai kalangan, termasuk pelajar SMA dan SMK,” ujar Amin Khaedari, di sela persiapan Perkemahan Pengurus Rohis Se-Indonesia, Jakarta, Selasa (11/11). Menurutnya pemikiran kelompok radikal itu mengarahkan pada sikap intoleran di kalangan pelajar. Melalui sikap intoleran tersebut nantinya pelajar yang tersusupi pemikirannya itu diarahkan pada tindakan anarkis. Dengan target-target yang telah dipersiapkan.
Lebih lanjut Amin menjelaskan pemikiran radikal yang masuk melalui kegiatan rohis patut menjadi perhatian bersama. Sangat tidak pantas membiarkan pemikiran radikal itu tumbuh dalam ruang pendidikan Indonesia. Apalagi berkembang melalui lingkup sekolah. “Ini wajib keprihatinan semua. Tidak hanya para guru-guru agama dan orang tua. Juga institusi masyarakat harus aktif melihat indikasi itu,” tegasnya.
Tak itu saja pejabat eselon II Kementerian Agama pun berharap para guru agama di sekolah-sekolah umum bisa terlibat dalam kegiatan rohis. Tidak hanya melepas kegiatan rohis sebagai aktifitas luar jam belajar, tanpa pengawasan. Dia menambahkan bahwa keterlibatan guru agama dalam kegiatan rohis secara aktif bisa mencegah potensi pemikiran radikal berkembang di sekolah. Sekaligus memberikan pemahaman yang lurus terhadap ajaran agama Islam. “Sesuai perkembangan mentalnya, pelajar SMA atau SMK itu kan cenderung labil. Maka pengaruh gerakan radikal menjadi mudah menyusup,” paparnya.
Pengamat Intelejen, Wawan Purwanto menilai gerakan intoleran dan radikal tidak mungkin masuk dalam ruang sekolah dan kegiatan sekolah. Kelompok radikal pun tak melirik ruang sekolah sebagai wahana tumbuhnya pemikiran radikal. Akan tetapi, lanjut dia, pemikiran radikal di kalangan penggiat Rohis sekolah bisa tumbuh melalui interaksi luar sekolah. Artinya para kelompok radikal itu memanfaatkan kegiatan luar sekolah sebagai tempat penyusupan pemikiran intoleransi dan radikal. “Memang ada siswa yang terlibat pemboman. Tapi bukan didapat melalui sekolah. Pengaruh itu didapat saat pelajar itu berinteraksi di luar sekolah,” tegasnya.
Dia menilai kegiatan perkemahan Rohis se Indonesia yang digelar Kementerian Agama cukup baik. Kegiatan tersebut mampu mencegah meluasnya pemikiran radikal dikalangan remaja. Sekaligus langkah antisipatif yang baik terhadap peluang masukanya pemikiran radikal ke lingkungan sekolah. (rko)
Warning: Trying to access array offset on value of type bool in /home/u817471964/domains/iaiqi.ac.id/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/dynamic-tags/tags/post-featured-image.php on line 39
Gerakan Radikal Menyusup di Rohis, Guru Agama Diminta Ambil Peran
Jangan lupa di share ke sosial media :
Informasi
Pimpinan
Rektor
Dr. Hj. Muyasaroh, M.Pd.I.
Wakil Rektor I
Dr. H. Bakhrum, M.Ed.
Wakil Rektor II
M. Ali Sodikin, M.Pd.
Wakil Rektor III
Dr. Zaimuddin, M.S.I.
Ka. Biro AUAK
Awaludin, M.Pd.
Direktur Pascasarjana
Dr. H. Firdaus Basuni, M.Pd.
Dekan Tarbiyah
Dr. Cittra Juniarni, M.Pd.I.
Dekan Ushuluddin
Dr. Paizaluddin, M.Pd.I.
Dekan Febi
Dr. Zainuddin, M.Pd.I.
Previous slide
Next slide
Pengumuman
Recent posts
Pelatihan Imam dan Khatib
No Comments
Pelatihan Dai/Daiyah 2024
No Comments
MASTAMA 2024
No Comments
Kuliah Umum
No Comments