Munaqosah II 2014
STITQI (02/12) – Kalimat tersebut di atas adalah kutipan jawaban dari seorang ibu alumni STITQI saat ditanya Wakil Ketua II Drs. H. Syamsul Bahri HAR ikhwal alasan studinya. Padahal saat itu dia mengajar di sebuah SD dan hampir pensiun. Namun dia memiliki semangat yang sangat besar untuk membangun tradisi sekolah di lingkungan keluarganya. “Saya tidak peduli berapa nilai yang saya dapat dalam ujian skripsi ini. Yang penting saya lulus, agar di nisanku nanti ada gelar S.Pd.I. dan cucuku kelak tahu bahwa aku bergelar S.Pd.I.”
Kemudian lanjutnya, “Alhamdulillah beliau lulus dengan nilai B. Beberapa waktu lalu kita bertemu, beliau masih sehat dan sudah pensiun”, paparnya yang disambut oleh gelak tawa peserta.
Dalam pembukaan munaqosah II tahun 2014 yang diikuti 44 peserta itu, Waka II juga mengajak seluruh peserta munaqosah untuk mengirimkan al-Fatihah bagi almarhum Dr. Ibrahim Ketua STITQI pertama yang telah berjasa dalam pendirian STITQI.
Sebelumnya, dalam sambutan mewakili penguji, Dr. Imam Nasrudin mengingatkan peserta bahwa munaqosah adalah sebuah ujian dan bentuk tanggung jawab atas karya tulis yang telah mereka buat.
Ujian meniscayakan hasil lulus atau tidak lulus. Kalaupun tidak lulus maka harus segera persiapan ulang dan mendaftar kembali agar bisa segera mengikuti munaqosah kembali. Bagi yang lulus dapat segera mendaftar wisuda yang akan digelar di awal Januari 2015 nanti.
Tanggung jawab mengandaikan bahwa seluruh peserta harus mampu menjawab dengan baik baik sebagai pernyataan bahwa skripsi yang ditulis merupakan karya sendiri.
Oleh sebab itu, lanjutnya, sebagaimana dibahasakan oleh Waka II, bila ada peserta yang tidak lulus agak keterlaluan. “Dia yang baca, dia yang penelitian, dia yang nulis, dia yang konsultasi dan dia juga yang ujian. Bagaimana mungkin tidak lulus. Memangnya siapa yang buat?” tandasnya.
